Gubernur Lampung Arinal Djunaidi bersama Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Badan Pengembangan dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi meluncurkan program Smart Village Provinsi Lampung, di Desa Hanura, Kecamatan Teluk Pandan, Pesawaran.
Kepala Badan Pengembangan dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia, Suprapedi, menilai gagasan Gubernur Lampung terkait program Smart Village ini luar biasa yang akan sangat berdampak pada pembangunan desa. Ia mengatakan, untuk membangun Indonesia mesti dimulai dari desa karena memiliki kontribusi sekitar 74% bagi Indonesia.
"Digital merupakan salah satu kunci untuk mempercepat pembangunan di desa-desa. Semua desa di Lampung berpotensi dioptimalkan," katanya, Kamis, 25 Maret 2021.
Staf Ahli Bidang Pemerintahan Kementerian Dalam Negeri, Suhajar Diantoro, mengatakan, dalam upaya menghasilkan karya besar semua pihak mesti siap bersinergi. Apalagi masyarakat semakin menuntut akan hadirnya pelayanan yang serba cepat, mudah, pintar, dan murah.
"Untuk membangun organisasi pemerintahan yang mampu membangun pelayanan publik yang efektif dan efisien, kuncinya adalah dengan mengkoneksikan semua pelayanan kepada teknologi informasi," katanya.
Sementara Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, dalam sambutannya menjelaskan, program Smart Village digagas dalam rangka mendukung Nawacita Ketiga Presiden Joko Widodo, yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
Apalagi, kata dia, dari sudut pandang kewilayahan, sebanyak 91% wilayah Indonesia secara administratif berada di desa sehingga dinilai strategis dalam pembangunan nasional.
"Program Smart Village Provinsi Lampung sama dengan Desa Cerdas Berbasis Digital yang fokus pada desa melalui gerakan kesadaran sosial dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan melibatkan semua stakeholders, serta terintegrasi dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, dan provinsi," kata Gubernur.
Baca juga di sini : Pemberdayaan dan Kolaborasi Bangun Smart Village
Ia mengatakan, tujuan program ini adalah optimalisasi potensi desa di Provinsi Lampung agar menjadi salah satu kekuatan sosial-ekonomi. Program ini fokus pada kegiatan layanan administrasi pemerintahan desa, layanan administrasi kependudukan, pemberdayaan ekonomi, dan peningkatan kapasitas aparatur.
Sampai awal 2021, dari 2.435 desa yang ada di Provinsi Lampung terdapat 780 desa yang telah menggunakan sistem Smart Village. Mereka meliputi 130 desa sebagai sasaran yang telah ditetapkan Pemerintah Provinsi Lampung, dan 650 desa atas inisiatif mandiri.
Demi mencapai keberhasilan Smart Village, Pemprov melaksanakan kerja sama dengan berbagai pihak, salah satunya melalui program perhutanan sosial. Sebab, 42 desa di Kabupaten Pesawaran merupakan desa penyangga Taman Hutan Raya (Tahura) yang dapat memanfaatkan hasil hutan di luar kayu, seperti kemiri, aren, durian, dan sebagai bentuk kepedulian desa terhadap kelestarian hutan.
"Dukungan pemerintah pusat dalam implementasi program Smart Village perlu dilakukan, seperti Diklat Peningkatan Kapasitas Aparatur, seperti tentang keuangan desa, BUMDes, teknologi informasi, dan lain-lain," katanya.Sumber Bandar Lampung (Lampost.co)
#smartvullagelampung
#smartvullagetanggamus
#smartvullagemerbau